Wednesday, March 28, 2007

TEMPAT TERINDAH

Lekuk tawa meronakan bidadariku
Lampu kota dan jalan
Menggema bersaksi oleh suatu malam
Bercak merah darah
Kau sapukan dalam sebuah lukisan
Entah mengapa sulit kunikmati itu

Sinar pagi mambuang jauh sebuah peristiwa
Ku tersadar bersamaan lukisan yang usai
Lenyap sudah jiwaku
Menafsirkan lukisan diatas kanvas yang kau gantikan dengan kafan
Memahami gaun hitam menghiasi pemakaman
Memberitahukan tenggang waktu sebuah harapan

Akulah merpati dengan satu sayap patah
Tak mampu ku meraih duniamu
Hanya satu kepakan lemah yang dapat kuperbuat
Menggapai impian tempat terindah dalam hatimu